Sunday, 29 May 2011

Pengemasan

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan hasil pertanian yang bersifat perishible, yaitu bahan yang mudah rusak. Saifat ini sangat merugikan, karena menyebabkan turunnya kualitas bahan hasil pertanian. Untuk itu perlu adanya penanganan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan tersebut.

Kerusakan yang terjadi pada bahan hasil pertanian dipengaruhi oleh factor dalam bahan sendiri dan dari factor luar bahan. Adanya faktor yang berbeda ini membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Salah satu factor luar adalah terjadinya kontak langsung bahan dengan benda lain, kintaminasi mikroba, dll. Cara untuk menghindari kontak langsung bahan hasil pertanian dengan benda luar yaitu salah satunya dengan pengemasan. Pengemasan merupakan suatu perlakuan pada bahan hasil pertanian deanagn menutupi permukaan bahan dengan suatu bahan yang bertujuan untuk menghindari kontak langsung bahan dengan benda lain. Pengemasan dilakukan menggunakan suatu bahan tertentu yang pada umumnya merupakan suatu lembaran bahan yang dapat diatur sedemikian hingga guna menutupi permukaan bahan hasil pertanian.

Proses pengemasan merupakan salah satu tindakan awal pada bahan hasil pertanian guna memperpanjang umur simpan bahan dalam jangka waktu lama. Karena melalui proses pengemasan dapat menghindarkan bahan dari kerusakan baik karena factor dalam bahan maupun dari factor luar bahan.

Karena besarnya pengaruh sifat perishable pada bahan hasil pertanian dan cara menanggulanginya, maka perlu dilakukan pengkajian yang lebih dalam melalui praktikum ini agar nantinya dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan mutu dan kualitas bahan hasil pertanian leboh lanjut.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh macam-macam jenis pengemas dan kondisi pengemas terhadap sifat produk.

II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan pertanian mimiliki sifat perishible, yaitu suatu sifat yang mudah rusak. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa factor, baik dari factor dalam bahan berupa metabolisme sel maupun oleh factor luar bahan yang dapat berupa kontak langsung permukaan bahan hasil pertania dengan benda lain yang keras, kontaminasi benda asing atau mikroba perusak, kondisi lingkungan yang tidak mendukung, dll. Kondisi ini menyebankan turunnya mutu dan kualitas bahan hasil pertanian sebelum bahan dikonsumsi.

Untuk mengatasi pengaruh dari sifat tersebut dapat dilakukan beberapa cara, dan salah satunya adalah dengan pengemasan bahan hasil pertnian. Pengemasan merupakan suatu perlakuan pada bahan hasil pertanian dengan menutupi permukaan bahan dengan suatu bahan yang dapat diatur sedemikian hingga guna mengurangi resiko dari sifat perishable.

Sifat perishable dan cara penanggulangannya sangat bermanfaat dalam memperpanjang umur simpan bahan hasil pertanian sehingga bahan dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu bila diperlukan guna memenuhi kebutuhan.

Menurut Buckle (1987), Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi yang tepat bagi bahan pangan. Dengan demikian maka diperluakan suatu pemikiran dan perhatian yang lebih besar daripada yang biasanya diketahui.

Pengemasan bahan pangan memegang peranan penting dalam pengendalian kerusakan yang mungkin terjadi dan kontaminasi mikroba pathogen terhadap bahan pangan, Pengemasab yang dilakukan harus memperlihatkan fungsi-fungsi berikut ini :

  1. Dapat mempertahankan bahan agar bersih dan memberikan perlindungan pada bahan pangan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya
  2. Dapat memberikan perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar
  3. Harus berfungsi secara benar, efisien, ekonomis dalam proses pengepakan
  4. Harus memiliki suatu tingkatan kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan
  5. Harus memberikan pengenal, keterangan dan daya tarik penjualan.

(Supardi,1998)

Adapun pengelompkan dasar dari bahan-bahan pengemas yang digunakan untuk bahan pangan adalah :

  1. Logam, misalnya lempeng timah, aluminium,dll
  2. Gelas
  3. Plastik termasuk beraneka ragam plastic tipis, tebal, dll
  4. Kertas dari berbagai jenis, misalnya kertas buran, karton,dll
  5. Lapisan (laminate) dari mutu atau lebih bahan-bahan di atas.

(Buckle,1987)

III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat : - Timbangan

- Neraca analitik

- Color Reader

- Guntingan

3.1.2 Bahan - Gabin bersalut gula

- Plastik tebal, tipis, buram dan terang:

3.2 Sekema Kerja










Kontrol

Plastik tipis

Plastik tebal

Plastik terang

Plastik buram


3.3 Hasil Pengamatan Dan Hasil Perhitungan

3.3.1 Hasil Pengamatan

Berat (gr)

warna

Tekstur

hari

hari

hari

Perlakuan

0

3

7

0

3

7

3

7

Plastik tipis

9

9

8,5

51,7

52,6

43

+3

+4

Plastik tebal

9

9

9

51,6

53,9

51,5

+2

+3

Plastik terang

9

9

8,5

51,4

50,4

53,2

+1

+1

Plastic buram

9

9

9,2

54,2

50

51,7

+1

+1

kontrol

9

9

8,5

55

49,8

51

+5

+5

3.3.2 Hasil Perhitungan

Bahan : Gabin Manis

Perlakuan

Selisih berat

3 hari

7 hari

Plastik tipis

0 gr

0,5 gr

Plastik tebal

0 gr

0 gr

Plastik terang

0 gr

0,5 gr

Plastik buram

0 gr

0,2 gr

Plastik kontrol

0 gr

0,5 gr

Keterangan : +5 = semakin tidak renyah

+1 = semakin renyah

IV PEMBAHASAN

Pengemasan merupakan kegiatan untuk memberikan kondisi lingkungan yang tepat dan sesuai guna memperpanjang umur simpan bahan, yang dilakukan dengan memberikan penutup pada seluruh permukaan bahan menggunakan bahan penutup yang fleksibel yang mudah diatur.

Fungsi utama dari pengemasan adalah menggabungkan bahan hasil pertanian menjadi satu sehingga mudah dibawa dan melindungi bahan dari kerusakan selama proses penyimpanan maupun pemasaran. Adapun fungsi dari pengemasan lainnya adalah:

Ø Sebagai wadah, sehingga memudahkan selama penanganan, penyimpanan dan distribusi antar tempat

Ø Proteksi terhadap kehilangan

Ø Proteksi terhadap kerusakan

Ø Memudahkan penuangan produk

Ø Memberikan informsai

§ Jenis dan kualitas

§ Merk dan grade

§ Untuk menarik konsumen

§ Petunjuk cara penggunaan/konsumsi

§ Kadaluarsa

Sebagai syarat yang harus dipunyai sebagai pengemasan modern adalah :

1. Bahan pengemas harus memiliki kekuatan pengemas yang cukup untuk melindungi isinya selama penanganan, pengkutan dan penumpukan

2. Bahan pengemas tidak mengandung suatu zat yang dapat mengkontaminasi isinya yang dapat menurunkan kualitas bahan dan membahayakan konsumen

3. Bahan pengemas harus memiliki syarat penanganan dan pemasaran dalam arti berat, ukuran dan bentuk. Atau sering disebut standarisasi pengemas.

4. Kemasan memungkinkan proses pendinginan cepat pada isinya

5. Kekuatan mekanisnya tidak dipengaruhi oleh kandungan airnya bila baah atau pada kelembaban yang tinggi.

6. keamana dari kemasan atau kemudahan dalam membuka

7. Dapat mematulkan atau meneruskan cahaya

8. Kemasan didesai agar mudah dibuang, dapat didaur ulang dan digunakan kembali

9. Membantu pedagang untuk menambah penampilan produk

Kemasan dari plastik sangat mempengaruhi terhadap bahan yang dikemas, meliputi tingkat warna produk, kerenyahan dan berat bahan. Kemasan dari plastic memiliki kelebihan antara lain : harga relative murah, dapat dibenuk berbagai macam dan bentuk, mengurangi biaya pengepakan, biaya transportasi dan distribusi. Penggunaan bahan plastic sebagai pengemas sangat terbatas tergantung dari macam produk yang dikemas. Pengemas plastic juga memiliki kelemahan bagi produk kemasan, hal ini karena plastic tidak tahan panas pada suhu tinggi, mudah terjadi pengembunan uap air di dalamnya jika suhu diturunkan. Dan air akan menyebabkan bahan menjadi berukuang kerenyahannya.

Pengemas plastic mengandung beberapa aditif yang diperlukan untuk mempengaruhi dan memperbaiki sifat fisiko kimia plastic itu sendiri. Bahan additif sendiri berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar UV, anti leakat, dll. Keunggulan sofatnya kuat, tetap ringan, inert, tidak karatan, bersifat termoplastik dan dapat diberi warna. Sedangkan kelemahannya adalah adanya zat-zat monomer dan molekul-molekul kecil lain yang terkandung dalam plastic yang dapat melakukan migrasi ke dalam yang dikemas.

Pengaruh lama penyimpanan bahan kemasan terhadap penyusutan berat bahan. Dari hasil pengamatan diperoleh data pada control terjadi penyusutan berat sebesar 0,5 gram, demikian juga pada pengemas plastic terang dan plastic tipis yaitu 0,5 gram. Untuk gabin dalam plstik tebal tidak mengalami penyusutan berat, Dan untuk plastic buram terjadi penyusutan 0,2 gram.

Pengaruh ketebalan bahan pengemas terhadap kerenyahan juga terlihat cukup jelas. Pada control tingkat kerenyahan paling rendah, hal ini karena pada control terjadi kontak langsung dengan udara bebas. Adabya perbedaan kelembaban relative yang cukup tinggi mengakibatkan uap air di udara akan terserap ke dalam gabin yang menyebabkan gabin berkurang kerenyahannya. Untuk pengemas lainnya, kerenyahan bahan berkurang dalam masa penyimpanan 7 hari. Hal ini karena dengan adanya plastic maka perbedaan kelembaban relatifnya tidak terlalu tinggi, karena bahan terlindungi oleh plastic sendiri yang dapat menghalangi air dari udara bebas untuk masuk ke dalam bahan. Dapat dikatakan bahawa pengemas plastic dapat menjaga kondisi lapisan udara pada permukaan sama dengan kondisi di dalam gabin, sehingga tidak terjadi penetrasi uap air ke dalam gabin.

Perubahan warna pada gabin mengalami perubahan yang cukup signifikan antara control dengan bahan yang dikemas. Pada control terlihan perubahan warna yang memudar bila dibandingkan dengan keadaan semula. Hal ini karena bahan control terjadi kontak langsung denagn kondisi lingkungan luar yang memungkinkan terjadinya degradasi warna. Penyebab terjadinya degradasi warna antara lain sinar matahari, sinar UV,, oksigen bebas. Sedangkan bahan yang dikemas perubahan warna tidak terlalu besar, hal ini karena bahan terlindungi dari sinar maupun udara bebas. Dengan berjalannya waktu perubahan-perubahan selama penyimpanan dapat terjadi. Sehingga perlu adanya kesesuaian antara lamanya penyimpanan dan kondisi lingkngan bahan yang disimpan dalam pengemas.

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

  1. Pengemasan adalah proses penutupan permukaan bahan dengan suatu bahan yang mudah dibentuk dan diatur guna memberikan kondisi yang tepat bagi bahan tersebut
  2. Pengemasan dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya bahan itu sendiri, bahan pengemas yang digunakan, kondisi lingkungan
  3. Pengemasan dilakukan untuk menjaga agar kelembaban relative pada bahan yang dikemas tidak berbeda jauh dengan luar bahan
  4. Kemampuan pengemas dalam menjaga atau memperpanjang umur simpan bahan memiliki daya maksimum, hal ini ditandai oleh terjadinya kerusakan bahan yang dikemas selama penyimpanan
  5. Bahan yang digunakan sebagai bahn pengemas harus memiliki syarat yang baik dan sesuai dengan standart bahan pengemas
  6. Pengemasan yang dilakukan juga sebagai nilai tambah pada bahan yang dikemas, misalnya keindahan, informasi penggunaan, informasi kadaluarsa, dll

5.2 Saran

Untuk asisten gak ada yanmg perlu dinilai, yang pasti mbak-mbak asisten baik-baik. Saya mohon maaf karena laporan ngumpulinnya telat!!!!! Gak pa-pa ya mbak!!!?????

No comments:

Post a Comment