BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa polimer yang menjadi sumber kalori/ energi utama pada manusia.. Karbohidrat tersusun atas komponen unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Kalori yang dihasilkan oleh karbohidrat hanya sekitar 4 kalori apabila dibandingkan dengan protein atau lemak, tetapi karbohidrat dijadikan sumber energi utama bagi manusia karena karbohidrat murah.
Umumnya karbohidrat dijumpai dalam bahan pangan nabati, terutama dalam bentuk gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul tinggi seperti pektin, pati, selulosa, dan lignin. Beberapa karbohidrat juga berperan sebagai penghasil serat pangan yang bersifat fungsional bagi tubuh.
Secara alami, terdapat beberapa jenis karbohidrat berdasarkan unsur penyusunnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Ketiga macam karbohidrat tersebut memiliki sifat-sifat kimiawi berupa kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat reduktif ini terdapat pada gugus hidroksil atom C nomor 1 untuk aldosa dan pada atom C nomor 2 untuk ketosa.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan karbohidrat dalam bahan pangan, misalnya dengan cara kimiawi, fisik, enzimatis, biokimia, maupun kromatografi. Analisa karbohidrat dapat dilakukan terhadap kandungan total karbohidrat, kandungan total gula, kandungan pati, serat kasar, serat pangan, dan senyawa pektin. Semua senyawa karbohidrat tersebut dapat menentukan nilai gizi pangan bahan sumber karbohidrat.
Oleh karena itu, dalam kegiatan praktikum kali ini akan dilakukan penentuan kadar pati dan kadar gula reduksi sebab keduanya mempunyai pengaruh langsung terhadap nilai gizi pangan bahan sumber karbohidrat.
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui berbagai cara penetapan gula reduksi bahan hasil pertanian
- Mengetahui cara pengambilan sampel yang akan dianalisa (homogenisasi)
- Untuk mengetahui beberapa cara ekstraksi gula reduksi di dalam preparasi sampel bahan hasil pertanian yang akan dianalisa kadar gula reduksinya
- Untuk mengetahui hasil analisa kadar gula reduksi dengan berbagai jenis metode pengukuran
- Untuk mengetahui cara penetapan sukrosa, amilosa, amilopektin bahan hasil pertanian
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Karbohidrat memiliki rumus empiris CnH2nOn. Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana ataupun karbohidrat dengn berat molekul yang tinggi. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang utama bagi mahluk hidup (Anonim, 2008:14).
Secara alami, terdapat tiga bentuk karbohidrat yang terpenting, yaitu monosakarida, oligosakarida (terdiri atas 2-10 unit monoskarida), dan polisakarida (terdiri lebih dari 10 unit monosakarida). Contoh monosakarida adalah glukosa. Contoh oligosakarida adalah sukrosa. Contoh polisakarida adalah pati, amilum, selulosa, pektin, gum. Karbohidrat sebagai polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton mempunyai kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat reduktif ini terdapat pada gugus hidroksil atom C nomor 1 untuk aldosa dan pada atom C nomor 2 untuk ketosa (Tejasari, 2005: 6).
Salah satu metode kimiawi yang dapat digunakan untuk analisa karbohidrat adalah metode oksidasi dengan kupri. Metode ini didasarkan pada peristiwa tereduksinya kupri okisida menjadi kupro oksida karena adanya andungan senyawa gula reduksi pada bahan. Reagen yang digunakan biasanya merupakan campuran kupri sulfat, Na-karbonat, natrium sulfat, dan K-Na-tartrat (reagen Nelson Somogy) (Fauzi, 1994: 5).
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan karbohidrat dalam bahan pangan, misalnya dengan cara kimiawi, fisik, enzimatis, biokimia, maupun kromatografi. Analisa karbohidrat dapat dilakukan terhadap kandungan total karbohidrat, kandungan total gula, kandungan pati, serat kasar, serat pangan, dan senyawa pektin. Semua senyawa karbohidrat tersebut dapat menentukan nilai gizi pangan bahan sumber karbohidrat.
Berikut ini adalah beberapa prinsip analisa yang dapat digunakan untuk menganalisis kandungan karbohidrat pada bahan hasil pertanian, yaitu :
- Penetapan kadar gula reduksi : monosakarida mempunyai kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Apabila monosakarida mengalami polimerisasi, maka sifat mereduksinya akan berkurang atau hilang. Metode oksidasi ini didasarkan pada peristiwa tereduksinya kupri okisida menjadi kupro oksida karena adanya andungan senyawa gula reduksi pada bahan.
- Penggunaan cara Luff-Schoorl : metode ini dilakukan dengan cara menentukan kupri oksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi setelah reaksi dengan sampel gula reduksi yang dititrasi dengan Na-thiosulfat. Selisihnya merupakan kadar gula reduksi. Cara Nelson Somogy, yang direduksi adalah jumlah kuprooksida yang bereaksi dengan arsenomolybdat dan akan mereduksi menjadi molybdine blue dan warna biru inilah yang akan diukur nilai absorbansinya.
- Penetapan sukrosa : sukrosa dihidrolisa menjadi monosakarida dengan menggunakan asam atau panas. Setelah diketahui jumlah gula reduksinya, maka jumlah sukrosa dengan mengalikan faktor 0,95.
- Penetapan pati : pati dihidrolisa dengan asam atau enzim sehingga diperoleh gula reduksi. Jumlah pati sama dengan 0,9 dikali jumlah gula reduksi.
- Penetapan serat kasar, defating, digestion, dan penyaringan. Defating dilakukandengan menggunakan pelarut lemak. Digesti dilakukan dengan menggunakan asam atau basa dalam keadaan tertutup dan suhu yang terkontrol. Sedangkan residu setelah proses penyaringan merupakn suatu serat kasar
(Anonim, 2008: 15).
Kurva standar merupakan kurva yang dibuat dari sederetan larutan standart yang masih dalam batas linieritas sehingga dapat diregresilinierkan. Kurva standart menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan ( sumbu-x) dengan absorbansi larutan (sumbu-y). Dari kurva standart akan dihasilkan suatu persamaan yang diregresilinierkan , yaitu persamaan y = mx + c, dengan m : kemiringan garis, dan c: konstanta. Kurva standart biasanya digunakan untuk menunjukkan besarnya konsentrasi larutan sampel dari hasil pengukuran atau dapat dikatakan bahwa konsetrasi sampel larutan bisa diperoleh dengan mudah melalui kurva standart. Kurva standart harus dibuat pada setiap kali melakukan analisis sampel yaitu bersamaan dengan analisis sampel karena waktu analisis yang berbeda akan menghasilkan pembacaan absorbansi yang berbeda sehingga kurva standart yang diperoleh juga akan berbeda (http://media.diknas.go.id /document/3140.pdf).
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- pipet volume
- pipet tetes
- gelas ukur
- labu ukur
- pH meter
- neraca analitik
- beaker glass
- erlenmeyer
- tissue
- kuvet
- spektrofotometer
- stirer
- vortex
- kertas saring
- corong
- pemanas listrik
- pemanas dan pendingin balik
3.1.2 Bahan
- Aquades
- Tepung maizena
- Dietil eter
- Alkohol 10%
- HCl 25%
- NaOH 45%
- Reagen Nelson (25A + 1B)
- Arsenomolybdat
- CaCO3
- BaOH
- ZnSO4
3.2 Skema Kerja
1. Pembuatan Kurva Standar
Larutan glukosa standar (0.1 mg/mL)
membuat sederetan larutan standar glukosa
(volume pengambilan 0-900 μL)
Ditambah 1 mL reagen Nelson (25A + 1B)
Dipanaskan 20’
Didinginkan
Ditambah 1 mL Arsenomolybdat
Ditambah aquades hingga 10mL
Divortex
Absorbansi pada λ = 540 nm
2. Penentuan Kadar Pati
a. Penetapan pati sampel
2 gr tepung maizena
Ditambah 50 mL aquades
Distirer 1 jam
Disaring dan dicuci dengan aquades sampai 250 mL (dalam labu ukur 250 mL)
Residu dicuci dengan 10 mL dietil eter
Dicuci dengan alkohol 10% 100 ml
Residu dipindahkan kuantitatif dari kertas saring ke erlenmeyer 500mLà
pencucian 200 mL aquades
ditambah 25 mL HCl 25%
dipanaskan + pendingin balik 2,5 jam
didinginkan
dinetralkan dengan NaOH 45%
diencerkan sampai 500 mL (dalam labu ukur 500 mL)
disaring
filtrat
b. Penentuan Kadar Pati
filtrat
100 μL 150 μL 200 μL
Ditambah 1 mL reagen Nelson (25A + 1B)
Dipanaskan 20’
Didinginkan
Ditambah 1 mL Arsenomolybdat
Ditambah aquades hingga 10mL
Divortex
Absorbansi pada λ = 540 nm
2. Penentuan Kadar Gula Reduksi
a. Preparasi sampel
1 gr tepung maizena
Ditambah 75 mL aquades
Distirer 15’
Ditambah 1 gr CaCO3à dipanaskan 30’
didinginkan
Ditambah BaOH dan ZnSO4
Disaring
Ditera dengan aquades hingga 100 mL
filtrat
b. Penentuan Kadar Gula Reduksi
filtrat
100 μL 150 μL 200 μL
Ditambah 1 mL reagen Nelson (25A + 1B)
Dipanaskan 20’
Didinginkan
Ditambah 1 mL Arsenomolybdat
Ditambah aquades hingga 10mL
Divortex
Absorbansi pada λ = 540 nm
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
- Pembuatan Kurva Standar
Volume Pengambilan ( μL ) | mg glukosa ( x ) | absorbansi 540 nm ( y ) | ||
1 | 2 | 3 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
100 | 0.01 | 0.302 | 0.304 | 0.303 |
200 | 0.02 | 0.372 | 0375 | 0.374 |
300 | 0.03 | 0.409 | 0.403 | 0.404 |
400 | 0.04 | 0.432 | 0.431 | 0.431 |
500 | 0.05 | 0.487 | 0.487 | 0.488 |
600 | 0.06 | 0.607 | 0.608 | 0.606 |
700 | 0.07 | 0.620 | 0.615 | 0.614 |
800 | 0.08 | 0.712 | 0.714 | 0.712 |
900 | 0.09 | 0.828 | 0.830 | 0.828 |
- Penentuan Pati
Volume Pengambilan ( μL ) | mg glukosa ( x ) | absorbansi 540 nm ( y ) |
100 | 0.01 | 1.305 |
150 | 0.015 | 1.720 |
200 | 0.02 | 1.800 |
Berat bahan : 2 gr = 2000 mg
- Penentuan Gula Reduksi
Volume Pengambilan ( μL ) | mg glukosa ( x ) | absorbansi 540 nm ( y ) | ||
100 | 0.01 | 0 | 0 | 0 |
150 | 0.015 | 0 | 0 | 0 |
200 | 0.02 | 0.016 | 0.019 | 0.018 |
Berat bahan : 1 gr =1000 mg
4.2 Hasil Perhitungan
1. Pembuatan Kurva Standar
Volume Pengambilan ( μL ) | mg glukosa ( x ) | absorbansi 540 nm ( y ) | |||
1 | 2 | 3 | rata-rata | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
100 | 0.01 | 0.302 | 0.304 | 0.303 | 0.303 |
200 | 0.02 | 0.372 | 0375 | 0.374 | 0.3767 |
300 | 0.03 | 0.409 | 0.403 | 0.404 | 0.40533 |
400 | 0.04 | 0.432 | 0.431 | 0.431 | 0.43133 |
500 | 0.05 | 0.487 | 0.487 | 0.488 | 0.48733 |
600 | 0.06 | 0.607 | 0.608 | 0.606 | 0.607 |
700 | 0.07 | 0.620 | 0.615 | 0.614 | 0.61633 |
800 | 0.08 | 0.712 | 0.714 | 0.712 | 0.71267 |
900 | 0.09 | 0.828 | 0.830 | 0.828 | 0.82867 |
Persamaan Kurva Standar à Y = 6,1956x + 0.2197 ; R2 = 0.9636
2. Penentuan Pati
Volume Pengambilan ( μL ) | mg glukosa ( x ) | absorbansi 540 nm ( y ) | % pati |
100 | 0.01 | 1.305 | 43.8 % |
150 | 0.015 | 1.720 | 60.5 % |
200 | 0.02 | 1.800 | 63.775 % |
Berat bahan : 2 gr = 2000 mg
3. Penentuan Gula Reduksi
Volume Pengambilan ( μL ) | mg glukosa ( x ) | absorbansi 540 nm ( y ) | % gula reduksi | |||
1 | 2 | 3 | rata-rata | |||
100 | 0.01 | 0 | 0 | 0 | 0 | -3.546 % |
150 | 0.015 | 0 | 0 | 0 | 0 | -3.546 % |
200 | 0.02 | 0.016 | 0.019 | 0.018 | 0.01767 | -3.26 % |
Berat bahan : 1 gr =1000 mg
BAB 5. PEMBAHASAN
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang utama bagi mahluk hidup. Karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Karbohidrat memiliki rumus empiris CnH2nOn. Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana ataupun karbohidrat dengn berat molekul yang tinggi.
Ada tiga bentuk karbohidrat yang terpenting, yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat sebagai polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton mempunyai kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat reduktif ini terdapat pada gugus hidroksil atom C nomor 1 untuk aldosa dan pada atom C nomor 2 untuk ketosa.
Pada kegiatan praktikum kali ini, kami melakukan kegiatan penetapan karbohidrat yang terdiri atas acara pembuatan kurva standar glukosa, penetapan kadar pati dan penetapan kadar gula reduksi. Sampel yang digunakan dalam kegiatan kali ini adalah tepung maizena.
Kegiatan yang pertama adalah penentuan kurva standar. Kurva standar merupakan kurva yang dibuat dari sederetan larutan standart yang masih dalam batas linieritas sehingga dapat diregresilinierkan. Kurva standart menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan ( sumbu-x) dengan absorbansi larutan (sumbu-y). Kurva standart harus dibuat pada setiap kali melakukan analisis sampel yaitu bersamaan dengan analisis sampel karena waktu analisis yang berbeda akan menghasilkan pembacaan absorbansi yang berbeda sehingga kurva standart yang diperoleh juga akan berbeda.
Kurva standar yang dibuat adalah kurva standar glukosa . Prosedur kerjanya dengan menyiapkan adalah larutan standar glukosa 0.1mg/mL lalu membuat sederetan larutan standar glukosa (volume pengambilan 0-900 μL) dengan rentang pengambilan 100 μL. Setelah itu ditambahkan reagen Nelson Somogy (25A + 1B). Penambahan reagen Nelson Somogy ini bertujuan untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat yang ada dalam reagen Nelson berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida sehingga nantinya kupri oksida bisa direduksi menjadi kupro oksida dan dapat dideteksi jumlah endapan kupro oksida dengan mereaksikannya dengan larutan arsenomolybdat. Setelah ditambah reagen Nelson Somogy, larutan dipanaskan selama 20’ untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil karena jika terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau habis karena menguap. Setelah didinginkan maka larutan ditambahkan larutan arsenomolybdat 1mL. Penambahan larutan arsenomolybdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat menjadi molibdene blue yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbannya dengan spektrofotometer. Lalu ditera dengan aquadest hingga 10 mL agar larutan tidak terlalu pekat dan bisa terbaca saat dilakukan pembacaan absorbansi. Setelah itu larutan divortex agar tercampur secara merata dan homogen. Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm karena pada panjang gelombang ini molekul glukosa dapat menyerap sinar secara optimum sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Semakin tinggi nilai absorbansi menunjukkan bahwa konsentrasi larutan semakin besar.
Kegiatan kedua adalah menentukan pati menggunakan metode Nelson Somogy. Prinsip analisa Nelson Somogy adalah penetapan karbohidrat (pati dan gula reduksi) menggunakan spektrofotometri dengan penambahan reagen Nelson Somogy terhadap larutan standar glukosa. Hal ini didasarkan pada adanya reduksi terhadap jumlah kuprooksida yang bereaksi dengan arsenomolybdat dan akan mereduksi menjadi molybdine blue dan warna biru inilah yang akan diukur nilai absorbansinya. Absorbansi ditentukan dengan cara menghitung intensitas warna yang terbentuk antara reagen arsenomolibdat dengan reagen Nelson Somogy.
Langkah preparasi sampel dilakukan dengan menimbang 2 gr tepung maizena lalu dilarutkan dalam aquades 50mL agar mudah dianalisis jika dalam bentuk cair, lalu distirer 1 jam agar larutan tercampur homogen dan semua berada dalam fase cairan , lalu disaring dan dicuci dengan aquades hingga 250 mL dalam labu ukur 250 mL karena dengan volume tersebut diyakini bahwa sampel telah siap untuk dianalisa. Setelah itu dicuci dengan 10 mL dietil eter yang bertujuan untuk melarutkan (mengekstraksi) komponen lemak yang ada dalam bahan sehingga tak mengganggu analisis. Lalu dicuci dengan alkohol 10% sebanyak 100mL untuk melarutkan komponen senyawa nonpolar lain yang terkandung dalam bahan. Setelah itu residu dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring ke erlenmeyer 500 mL, pencucian dengan 200 mL aquades agar karbohidrat dapat larut dalam air. Setelah itu ditambahkan 25mL HCL 25% untuk mengasamkan larutan sehingga proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida menjadi lebih cepat. Karena proses reduksi ini akan berlangsung lebih cepat dalam situasi asam. Setelah itu dipanaskan dan didinginkan balik untuk mempercepat proses reduksi tersebut karena kenaikan suhudapat meningkatkan kecepatan reaksi, Lalu larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil karena jika terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau habis karena menguap. Lalu larutan yang asam dinetralkan kembali ke kondisi semula dengan penambahan NaOH 45%. Setelah itu diencerkan sampai 500mL (dalam labu ukur 500mL) dan disaring agar kotoran yang mengendap tak ikut dianalisis hingga dihasilkanlah filtrat. Langkah selanjutnya adalah analisa kadar pati yang dilakukan dengan mengambil larutan filtrat sampel sebanyak 100 μL, 150 μL, dan 200 μL. Volume tersebut dimaksudkan agar nanti kadar pati terlarutnya dapat terbaca saat pembacaan absorbansi. Setelah itu ditambahkan reagen Nelson Somogy (25A + 1B). Penambahan reagen Nelson Somogy ini bertujuan untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat yang ada dalam reagen Nelson berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida sehingga nantinya kupri oksida bisa direduksi menjadi kupro oksida dan dapat dideteksi jumlah endapan kupro oksida dengan mereaksikannya dengan larutan arsenomolybdat. Setelah ditambah reagen Nelson Somogy, larutan dipanaskan selama 20’ untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil karena jika terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau habis karena menguap. Setelah didinginkan maka larutan ditambahkan larutan arsenomolybdat 1mL. Penambahan larutan arsenomolybdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat menjadi molibdene blue yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbannya dengan spektrofotometer. Lalu ditera dengan aquadest hingga 10 mL agar larutan tidak terlalu pekat dan bisa terbaca saat dilakukan pembacaan absorbansi. Setelah itu larutan divortex agar tercampur secara merata dan homogen. Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm karena pada panjang gelombang ini molekul glukosa dapat menyerap sinar secara optimum sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Semakin tinggi nilai absorbansi menunjukkan bahwa konsentrasi larutan semakin besar.
Kegiatan ketiga adalah penentuan kadar gula reduksi tepung maizena. Metode analisanya juga menggunakan analisa Nelson Somogy yang prinsipnya telah diuraikan di bagian penentuan pati. Langkah pertama adalah preparasi sampel yang dilakukan dengan menyiapkan 1 gram tepung maizena yang dilarutkan dalam 75 mL aquades agar mudah dianalisis jika dalam bentuk cair, lalu distirer 15’ agar larutan tercampur homogen dan semua berada dalam fase cairan , lalu ditambahkan 1 gr CaCO3. Penambahan CaCO3 bertujuan untuk menetralkan kondisi larutan agar selama ekstraksi menghilangkan zat-zat pencampur yang mengganggu analisis tidak terjadi inversi dan hidrolisa sukrosa oleh asam-asam organik dari bahan. Setelah itu larutan dipanaskan selama 20’ untuk mempercepat proses reaksi tersebut, lalu didinginkan supaya reaksi berjalan stabil karena jika terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau habis karena menguap. Lalu ditambahkan BaOH dan ZnSO4. Tujuannya adalah untuk menjernihkan larutan gula yang akan dianalisis dengan cara mengendapkan zat bukan gula tanpa mengabsorpsi atau memodifikasi zat-zat gula sehingga tidak mengganggu ketepatan analisa, contohnya untuk mengendapkan protein. Setelah itu disaring agar endapan tidak ikut dianalisa dan ditera dengan aquades hingga 100mL untuk memudahkan analisa bila larutan tidak terlalu pekat sampai dihasilkanlah filtrat. Langkah selanjutnya adalah analisa kadar gula reduksi yang dilakukan dengan mengambil larutan filtrat sampel sebanyak 100 μL, 150 μL, dan 200 μL. Volume tersebut dimaksudkan agar nanti kadar pati terlarutnya dapat terbaca saat pembacaan absorbansi. Setelah itu ditambahkan reagen Nelson Somogy (25A + 1B). Penambahan reagen Nelson Somogy ini bertujuan untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat yang ada dalam reagen Nelson berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida sehingga nantinya kupri oksida bisa direduksi menjadi kupro oksida dan dapat dideteksi jumlah endapan kupro oksida dengan mereaksikannya dengan larutan arsenomolybdat. Setelah ditambah reagen Nelson Somogy, larutan dipanaskan selama 20’ untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil karena jika terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau habis karena menguap. Setelah didinginkan maka larutan ditambahkan larutan arsenomolybdat 1mL. Penambahan larutan arsenomolybdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat menjadi molibdene blue yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbannya dengan spektrofotometer. Lalu ditera dengan aquadest hingga 10 mL agar larutan tidak terlalu pekat dan bisa terbaca saat dilakukan pembacaan absorbansi. Setelah itu larutan divortex agar tercampur secara merata dan homogen. Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm karena pada panjang gelombang ini molekul gula reduksi dapat menyerap sinar secara optimum sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Semakin tinggi nilai absorbansi menunjukkan bahwa konsentrasi larutan semakin besar.
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa persamaan kurva standar glukosa yang diperoleh bernilai à Y = 6,1956x + 0,2197 dengan nilai R2 = 0.9636. Kadar pati tepung maizena yang diperoleh dari hasil perhitungan pada volume pengambilan 100μL adalah 43,8%, pada volume pengambilan 150μL adalah 60,5%, dan pada volume pengambilan 200μL adalah 63,775%. Sedangkan, kadar gula reduksi tepung maizena pada volume pengambilan 100μL adalah -3.546%, pada volume pengambilan 150μL adalah -3.546%, dan pada volume pengambilan 200μL adalah -3.26%.
Kadar gula reduksi yang bernilai negatif disebabkan karena sampel yang dianalisa terlalu sedikit kandungan gula reduksinya sehingga tidak terbaca saat absorbansi dan nilai absorbansinya bernilai nol. Kesalahan ini juga dapat disebabkan karena terjadinya kekeliruan saat preparasi sampel, misalnya terlalu encer dalam membuat sampel ataupun kesalahan seperti kelebihan penambahan reagen.
BAB. 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum kali ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kurva standar merupakan kurva yang dibuat dari sederetan larutan standart yang masih dalam batas linieritas sehingga dapat diregresilinierkan.
2. Prinsip analisa Nelson Somogy adalah penetapan karbohidrat (pati dan gula reduksi) menggunakan spektrofotometri dengan penambahan reagen Nelson Somogy terhadap larutan standar glukosa. Hal ini didasarkan pada adanya reduksi terhadap jumlah kuprooksida yang bereaksi dengan arsenomolybdat dan akan mereduksi menjadi molybdine blue dan warna biru inilah yang akan diukur nilai absorbansinya.
3. Reagen Nelson Somogy ini bertujuan untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida.
4. K-Na-tartrat (dalam reagen Nelson) berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida agar kupri oksida bisa direduksi menjadi kupro oksida dan dapat dideteksi jumlah endapan kupro oksida dengan mereaksikannya dengan larutan arsenomolybdat.
5. Larutan arsenomolybdat akan bisa bereaksi dengan endapan kupro oksida menghasilkan molibdene blue (warna biru).
6. Absorbansi ditentukan dengan cara menghitung intensitas warna yang terbentuk antara reagen arsenomolibdat dengan reagen Nelson Somogy.
7. Absorbansi dilakukan pada λ: 540 nm karena pada λ ini molekul gula reduksi ataupun pati dapat menyerap sinar secara optimum.
8. Semakin tinggi nilai absorbansi menunjukkan bahwa konsentrasi larutan semakin besar. Konsentrasi sebanding dengan absorbansi.
9. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui persamaan kurva standar glukosa yang diperoleh bernilai à Y = 6,1956x + 0,2197 dengan nilai R2 = 0.9636.
10. Kadar pati tepung maizena pada pengambilan 100μL: 43,8%; pengambilan 150μL: 60,5%, dan pengambilan 200μL: 63,775%. Sedangkan, kadar gula reduksi tepung maizena pada pengambilan 100μL: -3.546%, pengambilan 150μL: -3.546%, dan pengambilan 200μL: -3.26%.
11. Kadar gula reduksi yang bernilai negatif disebabkan karena sampel yang dianalisa terlalu sedikit, kesalahan saat preparasi sampel yang terlalu encer.
6.2 Saran
Praktikumnya lama sekali padahal sudah preparasi. Maaf kalau kelompok kami sering melakukan kesalahan saat praktikum kemarin (rame, banyak salah, tidak kompak, koordinasi antar sesama praktikan kurang, dll yang bikin asisten sebel). Terima kasih atas bimbingannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Analisa Pangan dan Hasil Pertanian I. Jember: Jurusan THP FTP UNEJ
Fauzi, Mukhammad. 1994. Analisa Hasil Pangan (Teori dan Praktek). Jember: UNEJ
Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://media.diknas.go.id/document/3140.pdf
No comments:
Post a Comment