Sunday 21 October 2012

Vitamin Larut Air


BAB 1. PROSEDUR ANALISIS

1.1  Tujuan
Mengetahui pengaruh suhu dan lama pemanasan terhadap kerusakan vitamin C

1.2  Alat dan Bahan
1.2.1 Alat
         Alat yang digunakan dalam praktikum ini antaralain untuk analisa vitamin C yaitu neraca analitik, kertas saring, penangas air, labu ukur 100 ml, labu ukur, Erlenmeyer, buret.
1.2.2 Bahan
         Bahan yang diguakan dalam praktikum ini antaralain wortel untuk analisa β-caroten, jeruk untuk anaisa vitamin C, 1% larutan pati, iodine 0,01 N.

1.3  Skema Kerja
Analisa Vitamin C
Pertama kita timbang tiga buah jeruk, kemudian dihaluskan, disaring dan diambil filtratnya 50 gr lalu dipanaskan dengan suhu 100 ºC dengan berbagai perlakuan perbedaan waktu, yaitu 1 menit, 10 menit dan 15 menit. Setelah itu diambil filtratnya dengan kertas saring 15 gr dan filtratnya dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, lalu tera dengan aquades hingga tanda batas. Diambil 20 gr filtrate masukkan dalam Erlenmeyer kemudian ditambah dengan 1% larutan pati sebanyak 1 ml. Titrasi dengan iodine 0,01 N hingga warna berubah sampai menjadi biru.



BAB 2. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

2.1 Hasil Pengamatan

 Analisis Vitamin C (jeruk)
Perlakuan
a (gr)
b (gr)
Titrasi (ml)
Blanko
-
-
0,45
1 menit
50,0021
15,0082
4,15
10 menit
50,0084
15,0046
3,05
15 menit
50,0019
15,0012
3,00


2.2 Hasil Perhitungan
Analisis Vitamin C (jeruk)
Perlakuan
Kadar Vitamin C
1 menit
1,084
10 menit
0,762
15 menit
0,747




BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Prosedur Ananlisis dan Fungsi Perlakuan
Untuk percobaan analisa vitamin C ditimbang tiga buah jeruk dan  dihaluskan, dihaluskan disini bertujuan untuk mempermudah mengambil filtrate dari buah jeruk. Kemudian disaring dengan kertas saring agar residu / ampas tidak ikut dalam filtrate dan diambil filtratnya 50 gr lalu dipanaskan dengan berbagai perlakuan perbedaan waktu, yaitu 1 menit, 10 menit dan 15 menit, hal ini untuk mengetahui pegaruh lamanya pemanasan dan variasi waktu terhadap kadar vitamin C pada jeruk. Setelah itu diambil filtratnya dengan kertas saring agar filtrate yang dihasilkan optimal, disaring sebanyak 15 gr dan filtratnya dengan menggunakan kertas saring agar filtrate tersaring optimal kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, lalu tera dengan aquades hingga tanda batas untuk pengenceran agar bisa terbaca pada saat diabsorbansi dengan spektrofotometer. Diambil 20 gr filtrate masukkan dalam Erlenmeyer kemudian ditambah dengan 1% larutan pati sebanyak 1 ml sebagai indicator mendeteksi titik akhir titrasi sampai pada saat berubah warna menjadi biru. Titrasi dengan iodine 0,01 N hingga warna berubah sampai menjadi biru. Iodine sebagai pereaksi yang akan mengikat sisa pati hasil reaksi larutan 1% pati dengan filtrate.

3.2 Prinsip Dasar Analisa
Penentuan banyaknya vitamin C didasarkan pada reaksi adisi molekul I2 pada tiap molekul vitamin C dengan indicator amilum yang akan berubah biru bila ada kelebihan I2 (anonim, 2011).
Untuk menganalisa kadar vitamin C pada suatu bahan hasil pertanian dapat dilakukan dengan metode titrasi iod. Prinsip analisa kadar vitamin C dengan metode titrasi iod adalah vitamin C dapat bereaksi dengan iodin membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkapnya hilang dan terbentuk kompleks iod-amilum berwarna biru gelap.
Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkapnya hilang. Berikut reaksinya:
O = C ----- O = C - OH
HO - C O O = C - I
HO - C O = C - I
H - C ----- + I2 H - C - OH
HO - C - H HO - C - H
C - H2OH C - H2OH

Asam askorbat Kompleks amilum-iod (biru tua) (Fauzi M, 1994).

3.3 Analisa Data
Pada praktikum penentuan analisis vitamin C menggunakan bahan jeruk dengan berbagai perlakuan pemanasan filtrate, yaitu 1 menit, 10 menit dan 15 menit dengan suhu 100ºC. Untuk  filtrate pertama dengan berat 50,0021 gr dan setelah pemanasan diambil filtrate sebanyak 15,0082 gr diperoleh nilai titrasi sebanyak 4,15 ml dan kadar vitamin C nya sebesar 1, 084.
Pada  filtrate kedua dengan berat 50,0084 gr dan setelah dipanaskan diambil filtrate sebanyak 15,0046 gr didapatkan nilai titrasi sebanyak 3,05 ml dan kadar vitamin C nya sebesar 0,762.
Terakhir  filtrate ketiga dengan berat 50,0019 gr dan setelah pemanasan diambil filtrate sebanyak 15,0012 gr didapatkan nilai titrasi sebanyak 3,00 ml dan kadar vitamin C nya sebesar 0,747.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk korelasi tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama pemanasan terhadap kerusakan vitamin C, data tersebut menunjukkan bahwa pengaruh suhu semakin lama suhu pemanasan, maka semakin kecil nilai titrasi dan kadar Vitamin C nya juga semakin kecil. Hal ini disebabkan bahwa vitamin C larut air dan ketika dipanaskan vitamin C yang larut dalam air akan ikut menguap bersama uap air (Krisno, 2001).


BAB 4. KESIMPULAN

Dari praktikum analisis vitamin C yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama pemanasan terhadap kerusakan vitamin. Untuk penentuan banyaknya vitamin C didasarkan pada reaksi adisi molekul I2 pada tiap molekul vitamin C dengan indicator amilum yang akan berubah biru bila ada kelebihan I2. Pada percobaan filtrate pertama setelah dititrasi nilai titrasi sebanyak 4,15 ml dan kadar vitamin C nya sebesar 1, 084. Filtrate kedua nilai titrasinya 3,05 ml dan kadar vitamin C nya sebesar 0,762. Filtrate ketiga dengan berat 50,0021 gr dan setelah pemanasan diambil filtrate sebanyak 15,0082 gr didapatkan nilai titrasi sebanyak 4,15 ml dan kadar vitamin C nya sebesar 1, 084. Semakin lama suhu pemanasan, maka semakin kecil nilai titrasi dan kadar Vitamin C nya juga semakin kecil. Vitamin C larut air dan ketika dipanaskan vitamin C yang larut dalam air akan ikut menguap bersama uap air.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Petunjuk Praktikum Evaluasi Nilai Gizi. Jember: FTP UJ
Fauzi, Mukhammad. 1994. Analisa Hasil Pangan (Teori dan Praktek). Jember: UNEJ
Krisno, Budiyanto, Agus. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : UMM Press

No comments:

Post a Comment