Sunday 21 October 2012

Pengeringan 2


I.            Pendahuluan


1.1 Latar Belakang
          Pengeringan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar air pada suatu bahan padat sampai dengan batas tertentu yang bertujuan untuk proses pengawetan, dan tanpa merusak jaringan aslinya. Terdapat berbagai macam jenis yang digunakan untuk mengeringkan atau mengurangi kadar air suatu bahan, yaitu dengan cara alami dan cara buatan.
          Proses pengeringan suatu bahan padat dengan cara alami dapat dilakukan dengan menggunakan/memanfaatkan energi panas matahari, namun cara ini memiliki kelemahan diantaranya yaitu proses terlalu lama dan bisa terkontaminasi komponen lain seperti debu ataupun mikroba perusak yang dapat merugikan.
          Sedangkan proses pengeringan suatu bahan padat dengan menggunakan cara buatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat pengering yang dibuat seefektif mungkin agar dapat mengeringkan suatu bahan dengan memperimbangkan besarnya efisiensi pengeringan dan sekecil mungkin faktor kerugian yang dialami dalam proses pengeringan suatu bahan.
          Oleh karena itu, dalam praktikum ini mahasiswa dapat memperhitungkan nilai efisiensi alat pengering terhadap proses pengeringan suatu bahan padat yang dikeringkan dan dapat mempertimbangkan aspek-aspek tertentu yang dapat membuat proses pengeringan menjadi lebih efektif.

1.2 Tujuan
o    Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan grafik psikhrometri untuk maksud-maksud tertentu.
o    Melatih mahasiswa melakukan pengeringan dan membuat analisa proses yang terjadi, serta menghitung efisiensinya.
















II.         Tinjauan Pustaka


Pengeringan merupakan metoda tertua pada pengawetan bahan pangan dengan pemindahan air dari bahan pangan. Pada kebanyakan peristiwa, pengeringan berlangsung dengan penguapan air yang terdapat di dalam bahan pangan dan untuk ini panas laten penguapan harus diberikan. Dua faktor proses pengawasan penting yang dimasukkan kedalam satuan operasi pengeringan yaitu :
  1. Pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan.
  2. Pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan kemudian keluar bahan untuk mengetahui pemisahan dari bahan pangan
(Earle, R.L; 1969).
          Dalam proses pengeringan terjadi penurunan kadar air yang terjadi sampai batas tertentu,sehingga memungkinkan bahan tersebut untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.  Proses pengeringan dapat dilakukan dalam 3 cara,yaitu:        
·         Pengeringan udara, yaitu panas yang dipindahkan menembus bahan pangan,baik dari udara maupun dari permukaan yang dipanaskan, uap air dipindahkan dengan udara
·         Pengeringan hampa udara,dengan cara ini penguapan akan terjadi lebih cepat pada tekanan rendah.Panas yang dipindahkan dalam pengeringan hampa udara pada umumnya secara konduksi atau dengan cara pemencaran.
·         Penegringan beku, yaitu uap air disublimasikan keluar dari bahan pangan beku, struktur bahan pangan tetap dipertahankan dengan baik pada kondisi ini
(Taib,dkk;1985).
          Dalam pengeringan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan,yaitu:
1.   Toleransi suhu
2.   Respon kelembaban
3.   Daya tahan terhadap tekanan
4.   Kemudahan bahan untuk mengalir.
Untuk mengetahui sifat udara dan perubahannya dapat diketahui dengan menggunakan grafik psikrometri,sifat-sifat fisis dan thermis udara selama pengeringan dapat dilukiskan dengan grafik psikrometri
(Anonim; 2005).
          Adapun pengeringan juga terdapat perubahan pada bahan, baik yang memberikan keuntungan maupun merugikan. Perubahan tersebut antara lain :
1.    Kadar air menurun, adanya penguapan air mengakibatkan kadar air dan aw bahan akan menurun sehingga menjadi awet.
2.    Browning, selama proses pengeringan dapat menjadi reaksi pencoklatan baik secara enzimatis maupun non enzimatis.
3.    Pengkerutan pada permukaan bahan, hal ini terjadi pada bahan yang mempunyai struktur jaringan yang lemah.
4.    Pengkerasan pada bagian luar (case hardening), pengkerasan ini terjadi bila proses pengeringan berjalan terlalu cepat sehingga bagian luar kering dan keras sedangkan bagian dalam masih basah.
5.    Kehilangan kemampuan rehidrasi, terjadi pada setiap proses pengeringan dan beberapa proses pengeringan menggunakan alat pengering semprot dan pengering beku, tidak mengubah kemampuan rehidrasinya
(Praptiningsih, Yulia; 1999).
Pengeringan memiliki beberapa tujuan yaitu mengurangi volume bahan sehingga lebih memudahkan transportasi, pengepakan dan penyimpanan, membuat suatu produk dengan ukuran yang dikehendaki, meningkatkan retensi nutrien selama penyimpanan, meningkatklan nilai ekonomis bahan, memudahkan dalam mengkon-sumsi produk kering dan juga dapat menekan biaya operasional (Gaman, P.M; 1994).
Kecepatan pengeringan berjalan cepat pada awal pengeringan kemudian akan perlahan-lahan menurun dengan kecepatan relatif konstan. Saat keadaan konstan air  menguap dari permukaan dengan kecepatan yang tergantung pada kondisi pengeringan. Tetapi setelah kadar air kritis tercapai air akan berdifusi dari dalam bahan pangan. Penurunan kadar air 15 – 20 % terakhir memerlukan waktu yang lama dan energi yang besar untuk proses pengeringan (Buckle, K.A; 1987).























III.       Metodologi Praktikum


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Try dryer                                - Pisau stainless steel
- Thermometer udara bola        - Loyang
   basah dan bola kering           - Grafik psikhrometri
- Hygrometer                            - Penggaris
- Stopwatch
3.1.2 Bahan
          - Kunyit
          - Tissue
3.2 Tahapan Kerja
3.2.1 Preparasi bahan




 





                            
  


 
























3.2.2 Pengeringan


 












































         
IV.        Hasil Pengamatan dan Perhitungan


4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1   Luas loyang
Loyang
Ukuran Loyang
Luas
Panjang
Lebar
308 gr
27,5 cm
18,4 cm
506
308,5 gr
27,3 cm
18,3 cm
499,59
308 gr
27,4 cm
18,3 cm
501,42
310 gr
27,3 cm
18,4 cm
502,32

4.1.2   Berat bahan selama pengeringan
Berat menit ke –
(x)
Berat bahan
∆t
(to – tx)
0
1331
0
30
1272
59
60
1261
70
90
1257
74
120
1255
76
150
1253
78
180
1252
79
210
1251
80
240
1251
80

4.1.3   Suhu selama pengeringan
Berat menit ke -
h1
h2
h3
db
wb
db
wb
db
wb
0
30
25
55
32
50
33
30
33
26
57
38
59
38
60
32
25
58
34
56
34
90
32
26
57
33
57
33
120
32
27
58
34
57
34
150
32
27
58
34
57
34
180
32
27
57
33
56
34
210
32
27
58
34
57
34
240
33
27
59
35
54
34
270
32
27
52
34
54
34








4.1.4   Tekanan selama pengeringan
Berat menit ke -
h1
h2
h3
db
wb
db
wb
db
wb
0
30
25
55
32
50
33
30
33
26
57
38
59
38
60
32
25
58
34
56
34
90
32
26
57
33
57
33
120
32
27
58
34
57
34
150
32
27
58
34
57
34
180
32
27
57
33
56
34
210
32
27
58
34
57
34
240
33
27
59
35
54
34
270
32
27
52
34
54
34

4.1.5   Kecepatan Udara Keluar Pengering

menit ke -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30
0,74
0,80
0,78
0,81
0,82
0,79
0,62
0,61
0,56
60
0,65
0,85
0,77
0,80
0,79
0,67
0,57
0,51
0,49
90
0,85
1,01
0,89
0,97
0,95
0,85
0,72
0,71
0,68
120
0,80
0,88
0,83
0,90
0,90
0,91
0,73
0,63
0,59
150
0,67
0,88
0,80
0,83
0,84
0,78
0,56
0,62
0,54
180
0,56
0,78
0,81
0,63
0,82
0,78
0,55
0,61
0,58
210
0,68
0,87
0,84
0,54
0,82
0,74
0,59
0,60
0,57
240
0,73
0,92
0,85
0,83
0,83
0,74
0,63
0,59
0,56
270
0,73
0,87
0,85
0,90
0,88
0,86
0,62
0,67
0,63

4.2 Hasil Perhitungan

KPT = 0,07 s/hour
KPP = 0,01778 kg/jam
EP   = 25,4 %

4.3 Grafik

V.           Pembahasan


Pengeringan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar air pada suatu bahan padat sampai dengan batas tertentu yang bertujuan untuk proses pengawetan. Pengawetan merupakan alasan utama untuk melakukan proses pengeringan. Proses pengeringan akan mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan, sehingga berat bahan setelah pengeringan otomatis juga akan berkurang dibandingkan dengan total berat bahan sebelum pengeringan.
Proses pengeringan terdiri dari 2 macam, yaitu sacara alami dan secara buatan. Proses pengeringan suatu bahan padat dengan cara alami dapat dilakukan dengan menggunakan/memanfaatkan energi panas matahari, sedangkan proses pengeringan secara buatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat pengering yang dibuat seefektif mungkin agar dapat mengeringkan suatu bahan dengan memperimbangkan besarnya efisiensi pengeringan dan sekecil mungkin faktor kerugian yang dialami dalam proses pengeringan suatu bahan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengeringan, antara lain :
a.    Komposisi bahan; berpengaruh terhadap kecepatan pengeringan. Sebagai contoh jika bahan yang dengan kandungan gula tinggi, maka kecepatan pengeringan lebih lambat dibanding dengan yang memiliki kandungan gula lebih rendah.
b.    Bentuk dan ukuran bahan; semakin kecil bentuk bahan atau semakin luas permukaan bahan maka proses pengeringan suatu bahan semakin cepat. Seperti contoh pada praktikum kali ini, bahan kunyit yang ingin dikeringkan terlebih dahulu dipotong tipis-tipis untuk mempercepat proses pengeringannya dan supaya tidak terjadi apa yang disebut dengan case hardening. Case hardening adalah kondisi bahan dimana terjadi tengeringan hanya dibagian luar saja, akan tetapi pada bagian dalam masih basah karena proses pengeringan berjalan terlalu cepat.
c.    Suhu pengerigan; perbedaan antara suhu dry bulb dan wet bulb yang menunjukkan kemampuan udara tersebut untuk pengeringan. Beberapa bahan yang sensitif terhadap panas proses pengeringan-nya harus mempertimbangkan antara kecepatan pengeringan dan kualitas produk.
d.    Perlakuan sebelum pengeringan; beberapa perlakuan pada bahan sebelum dikeringkan dapat berpengaruh terhadap proses pengeringan. Seperti halnya bahan yang diblanching akan lebih cepat kering dibandingkan degan bahan yang tidak diblanching terlebih dahulu, terutama pada bahan yang memiliki kadar air yang tinggi. Karena jaringan bahan yang telah mengalami perlakuan blanching lebih bersifat permiabel.
e.    Alat pengering yang digunakan; tergantung dari komposisi bahan dan alat pengering pada proses pengeringan, apakah alat yang digunakan dapat mengeringkan bahan secara efektif sesuai dengan yang diinginkan tanpa merusak komponen bahan yang dikeringkan. Seperti halnya pada praktikum kali ini, alat pengering yang digunakan adalah try dryer.
Prinsip kerja try dryer adalah hembusan aliran udara panas dalam saluran udara yang berhubungan langsung dengan bahan, serta keteraturan suhu dan kecepatan aliran udara yang dihembuskan juga dapat diatur sesuai dengan kondisi bahan agar tidak mengalami kerusakan. Adapun keuntungan dan kerugian dari alat ini adalah :
w  Keuntungan
-         Proses pengeringan berlangsung lebih cepat.
-         Tidak merusak komponen bahan dan sesuai dengan yang diinginkan.
-         Terhindar dari kontaminan
w  Kerugian
-         Biaya pengoperasian mahal.
-         Kemungkinan terjadi case hardening pada bahan yang memiliki ukuran terlalu besar.
Dari data pengamatan yang diperoleh bahan kunyit yang sebelumnya diperkecil ukurannya dan semula memiliki tekstur lunak, setelah dilakukan pengeringan menggunakan dengan try dryer menghasilkan bahan yang lebih ringan dan memiliki struktur yang keras. Hal ini dikarenakan kadar air yang terkandung pada bahan sebagian besar hilang. Dan juga proses pengecilan ukuran atau dengan memotong tipis-tipis bahan kunyit sangat membantu pada proses pengeringan tersebut, karena selain memperluas permukaan bahan yang dikeringkan sehingga mempercepat proses pengeringan, juga mencegah terjadinya case hardening pada bahan sehingga bahan secara total terjadi proses pengurangan kadar air.

















VI.        Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan
          Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses pengeringan dengan menggunakan aliran udara panas atau dengan try dryer adalah sebagai berikut.
1.    Pengeringan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar air pada suatu bahan padat sampai dengan batas tertentu yang bertujuan untuk proses pengawetan.
2.    Proses pengeringan terdiri dari 2 macam, yaitu:
a.    Sacara alami, contohnya dengan menggunakan/memanfaatkan energi panas matahari.
b.    Secara buatan, contohnya dengan menggunakan berbagai macam alat pengering seperti oven, try dryer, dll.
3.    Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengeringan, yaitu Komposisi bahan, Bentuk dan ukuran bahan, Suhu pengerigan, Perlakuan sebelum pengeringan, dan Alat pengering yang digunakan.
4.    Adapun keuntungan dan kerugian dari alat ini adalah :
a.    Keuntungan
-  Proses pengeringan berlangsung lebih cepat.
-  Tidak merusak komponen bahan dan sesuai dengan yang diinginkan.
-  Terhindar dari kontaminan
b.    Kerugian
-  Biaya pengoperasian mahal.
-  Kemungkinan terjadi case hardening pada bahan yang memiliki ukuran terlalu besar.
5.    Proses pengecilan ukuran atau dengan memotong tipis-tipis bahan kunyit selain memperluas permukaan bahan yang dikeringkan sehingga mempercepat proses pengeringan, juga mencegah terjadinya case hardening pada bahan sehingga bahan secara total terjadi proses pengurangan kadar air.

6.2 Saran
          Proses pengeringan dengan menggunakan try dryer berlangsung dengan cepat, meskipun tenggang waktu pengukuran selama 30 menit sebaiknya pengamatan jangan sampai ditinggal. Karena apabila pengukuran tidak tepat pada waktunya akan mempengaruhi nilai brat bahan pada dan kondisi tekanan uap keluar try dryer setiap menit pengukuran. Selain itu proses pengecilan ukuran bahan(kunyit) sebaiknya benar-benar dipotong tipis-tipis agar mempercepat proses pengeringan dan tidak terjadi case hardening.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Jember: FTP UNEJ.

Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Earle, H.L. 1969. Satuan operasi dalam Pengolahan Pangan. Jakarta: PT Sastra Hudaya.

Gaman, P.M. dan K.B. Sherrington. 1994. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan, nutrisi, dan Mikrobiologi. Yogyakarta: UGM Press.

Praptiningsih, Yulia. 1999. Buku Ajar Teknologi Pengolahan. Jember: UNEJ.

Taib,dkk.1988. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta: PT Melton Putera.






























DATA PENGAMATAN

Nama         : Fikri Fahmi
NIM            : 031710101079
Acara          : Pengeringan
Golongan   : Jum’at
Kelompok : V dan VI

1.  Luas loyang
Loyang
Ukuran Loyang
Luas
Panjang
Lebar
308 gr
27,5 cm
18,4 cm
506
308,5 gr
27,3 cm
18,3 cm
499,59
308 gr
27,4 cm
18,3 cm
501,42
310 gr
27,3 cm
18,4 cm
502,32

2.  Berat bahan selama pengeringan
Berat menit ke –
(x)
Berat bahan
∆t
(to – tx)
0
1331
0
30
1272
59
60
1261
70
90
1257
74
120
1255
76
150
1253
78
180
1252
79
210
1251
80
240
1251
80

3.  Suhu selama pengeringan
Berat menit ke -
h1
h2
h3
db
wb
db
wb
db
wb
0
30
25
55
32
50
33
30
33
26
57
38
59
38
60
32
25
58
34
56
34
90
32
26
57
33
57
33
120
32
27
58
34
57
34
150
32
27
58
34
57
34
180
32
27
57
33
56
34
210
32
27
58
34
57
34
240
33
27
59
35
54
34
270
32
27
52
34
54
34





4.  Tekanan selama pengeringan
Berat menit ke -
h1
h2
h3
db
wb
db
wb
db
wb
0
30
25
55
32
50
33
30
33
26
57
38
59
38
60
32
25
58
34
56
34
90
32
26
57
33
57
33
120
32
27
58
34
57
34
150
32
27
58
34
57
34
180
32
27
57
33
56
34
210
32
27
58
34
57
34
240
33
27
59
35
54
34
270
32
27
52
34
54
34

5.  Kecepatan Udara Keluar Pengering

menit ke -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30
0,74
0,80
0,78
0,81
0,82
0,79
0,62
0,61
0,56
60
0,65
0,85
0,77
0,80
0,79
0,67
0,57
0,51
0,49
90
0,85
1,01
0,89
0,97
0,95
0,85
0,72
0,71
0,68
120
0,80
0,88
0,83
0,90
0,90
0,91
0,73
0,63
0,59
150
0,67
0,88
0,80
0,83
0,84
0,78
0,56
0,62
0,54
180
0,56
0,78
0,81
0,63
0,82
0,78
0,55
0,61
0,58
210
0,68
0,87
0,84
0,54
0,82
0,74
0,59
0,60
0,57
240
0,73
0,92
0,85
0,83
0,83
0,74
0,63
0,59
0,56
270
0,73
0,87
0,85
0,90
0,88
0,86
0,62
0,67
0,63



No comments:

Post a Comment